Penetrasi Amerika Melalui Tarekat-Tarekat Sufi (2)
September 5, 2013
Penetrasi Amerika Melalui Tarekat-Tarekat Sufi (4)
September 7, 2013

Penetrasi Amerika Melalui Tarekat-Tarekat Sufi (3)

Diatas Kelembutan Dakwah

Setelah sebelumnya dijelaskan bagaimana Amerika berusaha memanfaatkan sufi untuk menundukkan Islam pada Penetrasi Amerika Melalui Tarekat-Tarekat Sufi (1) kemudian pada artikel Penetrasi Amerika Melalui Tarekat-Tarekat Sufi (2) dijelaskan bagaimana Amerika berpacu dengan waktu untuk mengimplementasikan misi-misinya maka pada artikel berikut adalah upaya-upaya yang dilakukan agar terwujud.

 

IV. Upaya Membangkitkan Tasawuf di Pakistan
Dalam rangka memperbaiki citranya di tengah masyarakat Muslim Pakistan dan memutus jaringan yang diklaim sebagai “kelompok radikal dan teroris”, AS membangun jaringan dengan kaum sufi. Untuk itu, pada Februari 2010 M Amerika Serikat telah merencanakan penyelenggaraan konferensi internasional yang bertujuan membendung “pemikiran radikal di dunia Islam”. Disusul dengan penandatangan MOU antara AS dengan Federasi Tasawuf Pakistan oleh Dubes AS untuk Pakistan pada tanggal 21 April 2010 M.

 
Pada kesempatan itu, Dubes AS menyerahkan 1,5 Juta USD kepada ketua Federasi tersebut sebagai bantuan untuk mendekorasi “tempat suci” tasawuf dan merestorasi kuburan-kuburan bersejarah, serta membangun kubah-kubah baru di berbagai pekuburan.[13]
Sejak rezim Pervez Musharraf berkuasa, pemerintah Pakistan mulai merapat kepada kelompok tasawuf sebagai salah satu kekuatan potensial dalam menghadapi lawan politiknya, terutama para aktivis Islam. Musharraf dianggap sebagai presiden pertama yang merapat kepada kelompok sufi. Dia telah mengorganisir konferensi tasawuf yang dihadiri oleh tidak kurang dari 2000 peserta yang mewakili 200 jamaah dan kelompok sufi dengan berbagai latar belakang dan spektrum spiritual di Pakistan.

 
Pemerintah Pakistan mengorganisir kelompok-kelompok tasawuf yang ada melalui Badan Tinggi Tasawuf dan Dewan Tinggi Guru-Guru Sufi. Kedua lembaga tersebut bertugas mengkoordinir kelompok-kelompok tasawuf yang ada di Pakistan, dan memberikan bantuan finansial dan memfasilitasi kegiatan mereka, serta membuka lebih banyak pusat kegiatan keagamaan tanpa hambatan.

 
Peran pertama yang dilakukan oleh Dewan Sufi Internasional adalah merilis fatwa yang mengharamkan “praktek bom bunuh diri” di Pakistan. Juga mengeluarkan fatwa yang memvonis Gerakan Taliban sebagai kelompok pemberontak dan telah murtad dari Islam yang harus disikapi sesuai tuntunan syariat Islam.

 
Selain itu, promosi musik sufi juga sedang meningkat saat ini di Pakistan, utamanya Grup Band Qgual (Farid Ayaz Qgual dan saudara-saudaranya) yang menyanyikan puisi sufi dalam bahasa Arab, Persia, Hindi, Urdu, Bengali, disertai musik tasawuf Qgual Pakistan dan Iran.[14]

 
V. Gerakan Pengkajian Syar’i untuk Tasawuf yang Terorganisir
Terkait dengan gerakan pengkajian syar’i tentang pemikiran tasawuf dalam bidang keyakinan dan praktek sufi dapat diringkas dalam beberapa poin penting berikut:

  • Memfatwakan bolehnya tarekat itu beragam dan terjadinya perbedaan dan perpecahan.
  • Memerangi tauhid yang murni dan menjadikan dakwah kepadanya sebagai bid’ah dan kemurtadan.
  • Menyebarkan aqidah Asy’ariah dan menuduh aqidah salaf sebagai aqidah tajsim/memvisualkan Allah.
  • Membolehkan segala bentuk kesyirikan yang diharamkan syariat Islam.
  • Memfatwakan boleh beribadah dengan zikir dan wirid yang dikarang oleh guru-guru sufi.
  • Membolehkan berbagai bid’ah dan mencarikan legitimasi syar’i.
  • Membolehkan peringatan maulid dan hadharat/zikir yang dibarengi dengan musik.

Ketiga, Memprovokasi Pembakaran dan Penghancuran Kuburan-kuburan Sufi dan Menjebak Aktivis Salafi
Rencana jahat ini bertujuan untuk menciptakan perselisihan dan bentrokan berdarah antara Sufi dan Salafi melalui gerakan menghancurkan makam syekh sufi di berbagai negara Islam.

 
Di Sudan telah terjadi beberapa kasus percobaan pembakaran dan penghancuran beberapa kuburan. Di antaranya; penghancuran kuburan Syekh Idris Waddul Arbab dan Syekh al-Muqabily di Alaelfon, upaya penghancuran kuburan Syekh Hassoubah di Suba, bagian timur kota Khartoum. Dan penghancuran makam Syekh Hamad Wad Ummu Maryoum di Bahri, penghancuran makam al-Aidaj dan al-Bandari di Bahri. Juga serangan terhadap makam al-Amin al-Bathani di sebelah timur sungai Nil, dan serangan terhadap makam Faki Hashim di sebelah utara Bahri, dan makam Syekh Babiker Mohamed Saeed di Kuraeaat, sebelah timur Tambol, dan makam Syekh al-Sanusi di Nyala – Darfur.

 
Kebanyakan upaya ini terjadi antara tahun 2011 dan 2012. Diantaranya ialah:

  1. Pasca revolusi, di Mesir telah terjadi upaya penghancuran makam Syekh Izzuddin di Monofiya, dan beberapa makam tarekat Shazleya dan tarekat-tarekat sufi lainnya.
  2. Setelah revolusi, di Tunisia juga telah terjadi penghancuran makam Syekh BouSaid al-Beji, dan percobaan penghancuran makam Syekh Ahmed al-Warfeli di Bacodh, di samping makam-makam lainnya.
  3. Di Libya, setelah revolusi juga telah terjadi penyerangan terhadap sejumlah makam sufi, di antaranya: makam Syekh Ahmed Zarouk di Misurata, Syekh al-Syiab al-Dahmani di dekat Tripoli, Syekh Abdul Salam Asmar di Bzlitin pada bulan Agustus 2012.
  4. Di Somalia, juga telah terjadi upaya menghancurkan makam Syekh Muhiddin Ali, dan Syekh Ahmed al-Haj pada bulan Maret 2010.
  5. Di Mali telah dihancurkan beberapa makam di Timbuktu pada bulan Juli 2012.

Tampaknya ada satu atau beberapa lembaga yang bermaksud untuk memancing dan membentrokkan antara aktivis salafi dengan tarekat-tarekat sufi di seluruh dunia Islam. Juga memperburuk hubungan antara kedua belah pihak, dan mungkin akan sampai kepada tahap konfrontasi di antara keduanya.

 
Anehnya, peristiwa seperti itu terjadi berkali-kali di Sudan, tapi aparat keamanan tidak bisa menangkap para pelaku atau mengarahkan tuduhan formal kepada lembaga Islam tertentu dan kasus-kasus itu hanya terdata dan didakwakan kepada orang yang tidak diketahui!

 
Keempat, Upaya Negara-negara Arab Menghidupkan Tasawuf
I. Fenomena Menghidupkan Tasawuf di Maroko
Siasat keagamaan yang dipakai di Maroko adalah berupaya menghidupkan kembali dan merevitalisasi warisan dan budaya pada momen-momen keagamaan, festival dan pertemuan internasional para pengikut tasawuf. Mendorong dan menghidupkan kembali kelompok-kelompok tarekat sufi, serta memberikan semua bentuk dukungan kepadanya, utamanya tarekat Tidjani, Alboudhicheh, dan Kitani.

 
Tarekat Qadiriya yang menginduk kepada tarekat Alboudhicheh mampu meraih kekuatan yang sangat diperhitungkan. Ia memiliki hubungan yang kuat dengan para diplomat negara adidaya seperti AS dan mampu menarik jutaan pengikut di dalam dan luar Maroko.[15]

 
Berbagai festival Sufi di Maroko telah dijadikan oleh pemerintah sebagai saldo permainan politik dan sebagai solusi untuk melawan munculnya “gerakan radikal dan fundamentalis” mengikuti arahan Amerika.[16]

 
Di antara festival tersebut adalah:

  1. Festival di kota Marakesh sebagai pertemuan dan kompetisi internasional pertama musik sufi, di bawah slogan: “Musik Marrakesh”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Monia Marrakech Association to maintain and revive the heritage of the Kingdom of Morocco.
  2. Festival budaya sufi di kota Fez, di bawah slogan: “Festival Kebudayaan Sufi Fez: Sufisme dan Pembangunan Manusia”, diselenggarakan oleh Tract and Perceptions Complex.
  3. Penyair dan penulis Soraya Iqbal, pendiri Monia Marrakech Association, menyebutkan bahwa pemilihan tempat kegiatan festival dilakukan dengan penuh perhitungan, di mana bilik, istana, makam dan taman taman sufi dipilih dengan sangat hati-hati.
  4. Soraya juga membeberkan bahwa tujuan dari festival ini adalah untuk menyorot dan mengembalikan warisan musik spiritual dan budaya bagi Maroko. Ia menyatakan: “Tasawuf merupakan kebenaran asasi dalam agama yang sulit dilupakan. Ia perlu digali, diresapi dan dilestarian untuk menyampaikan kebajikan dan kecintaan kepada masyarakat dunia yang sekarang kehilangan nilai-nilai spiritual dan religius.”

 
Tema-tema tasawuf yang dibahas dalam salah satu kegiatan festival tersebut adalah:

  • Cinta Sejati, Rabi’ah al-Adawiah sebagai Sampel
  • Gudang Kedermawanan, Abu Abbas al-Sabti sebagai Model
  • Khamar Kecintaan dalam Refleksi Kerinduan oleh Muhiddin Ibn Arabi
  • Tasawuf sebagai Pohon Makrifat dan Kecintaan.

 

II. Fenomena Kebangkitan Tasawuf di Yordania
Seperti halnya di negara-negara Arab lainnya, saat ini di Yordania juga sedang berlangsung promosi besar-besaran bagi warisan sufi melalui beberapa mekanisme yang berusaha untuk membingkai pemikiran tasawuf sebagai alternatif pelaksanaan ajaran Islam di Yordania.

 
Hal itu digambarkan oleh Dr. Abdullah Helmi dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Islam Sufi merupakan solusi, bukan Islam Khawarij (Tasawuf merupakan jihad melawan hawa nafsu, kezaliman dan keangkuhan)”.

 
Helmi mengkampanyekan perlunya bertasawuf kepada masyarakat Yordania. Dia menegaskan:
“Hendaknya kita menghadapkan wajah kita kepada risalah tasawuf lalu kita mengambil kekuatan akhlak, kebanggaan iman dan keutamaan rohani lalu menjadikannya sebagai tameng yang membentengi umat kita dan tangga yang mengantarnya menggapai tujuan dan cita-citanya. Semangat sufi yang suci, beriman dan kuat harus menyala dalam kehidupan dan eksistensi kita. Hendaknya pelajaran tasawuf menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah dan kampus-kampus kita. Hendaknya tasawuf menjadi cahaya yang menerangi koran, buku dan radio kita. Hendaknya tasawuf menjadi bagian dari kehidupan yang inspiratif dalam segala fasilitas kebangkitan kita. Jika hal itu terwujud maka saat itu kita akan mendapatkan keridhaan Allah dan kejayaan di dunia, dan tangan kita akan penuh dengan kemuliaan sufi dan kehormatan orang-orang beriman.”[17]

 
Sejalan dengan hal itu, konferensi tentang “Corak dan Pengaruh Sufi dalam Kesastraan Arab” juga diselenggarakan di kota Irbid. Konferensi ini juga mempromosikan pemikiran dan puisi-puisi sufi yang judul makalah-makalahnya antara lain: (Tasawuf antara Agama dan Filsafat: Upaya Mengidentifikasi Konsep), (Meditasi Sufi dalam Penciptaan dan Fisika Modern), (Antara Dua Percobaan: Estetika dan Mistis), (Telaah Puisi Ibn Arabi, Refleksi Kerinduan ), (Filosofi dan Interpretasi “Merek”, antara Pierce dan Ibn Arabi), (Jism/Pisik dalam Penafsiran Ibn Arabi, Rahasia Tersembunyi dan Upaya Asing Menyingkap Perkembangannya), (Tasawuf dalam Puisi Shalah Abdus Shabur), (Pengaruh Sufi pada Diri Muhammad Abu Doma), (Mengkritisi Corak Tasawuf dalam Puisi Arab Klasik), (Nilai Sastra al-Nafri disajikan oleh Dr Nasruddin Baybars), (Trend Sufi dalam Puisi Muhammad Faitouri), (Corak Tasawuf dalam Sastra Arab Modern, Omar Yafi sebagai Model), dan (Representasi Sufi dalam Puisi Adonis).[18]

 
Kelima, Peran Diplomat Amerika dalam Proyek Koalisi antara Sufi dan AS
Di negara-negara Arab, AS bertujuan untuk mendukung kelompok sufi melalui restorasi tempat-tempat suci dan makam, dan penyebaran sastra sufi. Juga melalui partisipasi diplomasi dalam berbagai kegiatan tasawuf, di samping untuk memperkuat hubungan dengan tarekat-tarekat dan tokoh-tokoh sufi. Tentu hal itu disertai dengan kunjungan timbal balik, kehadiran dalam berbagai peringatan maulid sufi, MOU dan kerja sama dalam menyenggarakan berbagai konferensi.

 
Dalam konteks ini, berikut akan dipaparkan dua contoh diplomat AS yang mengaplikasikan proyek koalisi AS dan kelompok sufi, yaitu di Mesir dan di Sudan.

bersambung…